MENGENAL 10 MACAM BUHUR (MENYAN) DAN HUKUM MEMAKAINYA
1. Buhur Magribi
Buhur ini
terbuat dari bahan kayu gaharu dan kayu cendana yang dihaluskan dengan campuran
minyak khusus. Warnanya agak hitam legam dan agak basah aromanya agak menyengat
dan bila dibakar asapnya berwarna putih kehijauan untuk memilih buhur ini
haruslah teliti dan berhati-hati karena buhur ini telah beredar 100 macam lebih
dengan bahan berbeda tetapi namanya berbeda. Sebagai buhur berkelas, kita harus
tahu mana yang bisa dipakai dan mana yang tidak. Sebagai antisipasinya, cobalah
ambil sedikit buhur tersebut, dan gosokkan pada kedua telapak tangan Anda. Apabila
buhur tersebut berminyak serta mengandung noda kecoklatan,maka itulah yang
harus diplih.
2. Buhur Apel Jin
Madat ini
tebuat dari ampas madu lebah lanceng yang dicampur dengan minyak khusus, warnanya
hitam bercampur putih kekuning-kuningan. Apabila dibakar baunya lembut namun
cepat menyebar ke seluruh ruangan dan asapnya berwarna hitam keputihan. Untuk meneliti
asli tidaknya Apel Jin tersebut yaitu dengan cara: apabila dipegang terasa lengket
dan sulit dilepaskan, apabila ditekan akan terasa lembek dan tidak mudah patah
atau putus dan apabila ditempelkan pada sehelai kain bekasnya tidak akan luntur.
3. Buhur Ja’faron
Terbuat dari
daun pohon salwa yang dikeringkan. Daun tersebut nantinya ditumbuk dan mengeluarkan
getah berwarna merah seperti warna darah dan sudah mengandung aroma wangi
secara alami. Buhur ini tidak bisa ditiru dan diracik oleh orang-orang Indonesia
karena pohonnya hanya tumbuh di sekitar gurun pasir dan hanya terdapat di
daerah Arab Saudi, Yaman, Turki dan sekitarnya.
4. Buhur Ambar
Buhur ini
terbuat dari serutan pohon kurma ambar yang dicampur denagn minyak zaitun serta
sepuluh minyak khusus lainnya. Warnanya merah muda dan agak kering. Bila dibakar
asapnya sedikit, namun aromanya sangat merebak lebut serta enak dihirup. Buhur
ini sangat disukai oleh para sahabat nabi Saw. karena kelembutannya seta
wanginya yang sangat khas. Untuk mendapatkan Buhur Ambar sangat lah susah , dikeranakan
harganya sepuluh kali lebih mahal dari buhur lainnya (bisa samapai jutaan rupiah).
5. Buhur Sulthon
Terbuat dari
serutan kulit kayu cendana yang dicampur dengan serbuk menyan arab. Warnanya hitam
keputihan, aromanya khas bau kemenyan dan mudah dikenali.
6. Buhur Malik atau Al-Mulku
Bahannya dari
kayu setinngi serta daun sirih yang dihaluskan dengan campuran minyak cendana
merah, aromanya sedikit menyengat dan berwarna hitam kemerahan. Bila dibakar
asapnya berwarna putih hitam atau bisa semu hijau. Ciri yang akurat untuk memilih
buhur ini adalah bila dipegang terasa dingin.
7. Buhur Al-Yamani
Buhur ini
berasal dari negara Yaman. Daun terbuat dari 7 getah pohon yang berbeda, warnanya
hitam dan mengandung butiran kristal merah. Baunya sangat lembut dan tidak
menyengat hidung. Ciri dari buhur ini adalah bila kita menghirup baunya seolah
ingin batuk, bersin atau gatal tenggorokan.
8. Buhur Salwa
Terbuat dari
kayu salwa yang dicampur dengan cendana merah atau disebut juga minyak Sayidina
Ali. Warnanya ada yang merah juga ada yang hitam. Ciri dari buhur ini adalah
bila dipegang akan meninggalkan warna yang membekas di tangan.
9. Buhur Al-Udud
Buhur ini
tidak banyak keberadaannya karena bahannya yang sangat sulit dicari yaitu pohon
attakif dan hanya ada di negara Baghdad (Irak). Warnanya putih cream dan
bentuknya seperti pasta. Buhur ini sangat disukai sekali oleh seluruh bangsa Gaibiyah.
10. Buhur Fathul Jin
Buhur ini dikhususkan
sebagai sarana penghubung bangsa jin. Warnanya putih dan berbentuk kristal. Bila
dibakar asapnya sangat banyak dan berwarna putih bersih. Untuk membuktikan
keaslian buhur ini celupkan butiran kristal putih pada segelas air tawar. Bila butiran
tersebut berwarna seperti warna air berarti buhur itulah yang asli. Karena banyak
buhur yang berbentuk butiran kristal namun terbuat dari bahan kimia yang tidak
bisa berubah warna.
Benarkah Nabi Muhammad Saw. Menyukai Bau Wewangian (Menyan)?
Membakar dupa wangi ketika berdzikir, membaca al-Qur'an, berada di maj lis
ilmu maka wangi-wangian (tathayyub) hukumya sunnah berdasarkan
senangya Nabi Muhammad Saw. pada sesuatu yang harum dan nabi senang dengan
wewangian. Bliau Saw. sering memakainya dan mendorong para sahabat untuk
menggunnak anya. (Lihat dalam kitab Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).
مسئلة ج اخراق البخور عند ذكر الله و نحوه كقراءة
القرأن و مجلس العلم له اصل فى السنة من حيث ان النبى صلى الله عليه و سلم يحب
الريح الطيب الحسن و يحب الطيب و يستعملها كثيرا بلغة الطلاب ص 54-53
“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya
seperti membaca al-Qur'an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar
dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhn ya Nabi
Muhammad Saw. menyuk ai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun
sering memakainya .” (Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).
قال بعض أصحابنا ويستحب أن يبخر عند الميت من حين يموت
لانه ربما ظهر منه شئ فيغلبه رائحة البخور
“Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i) berkata: “Sesungguhnya disunnahka n
membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau
kemenyan tersebut bisa mengalahkan / menghalangi nya.” (Al-Majmu'
Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160).
Wallaahu a'lamu bi ash-showaab.
Sya’roni
as-Samfuriy, Indramayu 17 Dzul Hijjah 1433
Tidak ada komentar:
Posting Komentar