MIN SYAMAIL MUHAMMAD SAW.
1. Dia (Saw.) sering duduk dalam posisi
yang sama bersama-sama orang-orang fakir dan mengambilkan untuk mereka makanan
dengan tangannya sendiri
2. Dia (Saw.) tidak pernah bertindak
kasar kepada siapapun dan memaafkan orang yang meminta maaf.
3. Dia (Saw.) tidak pernah mencaci
siapapun: “Aku tidak diutus untuk itu”
katanya.
4. Dia (Saw.) tidak pernah merendahkan
dan memukul perempuan, isteri dan pembantunya
5. Bila ada orang yang mencaci-maki
orang lain, Nabi (Saw.) mengatakan: “Tolong
tinggalkan cara seperti itu”.
6. Bila ada orang berbicara dengan
suara tinggi, dia (Saw.) menahan diri dan sabar
7. Bila datang kepada hamba-sahayanya, laki-laki
atau perempuan, dia (Saw.) mengajaknya berdiri dan membantu keperluannya
8. Bila ada orang yang duduk
menunggunya ketika sedang shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya
sambil mengatakan: “Apakah ada yang bisa
aku bantu?”
9. Ketika mendengar cucunya menangis,
dia (Saw.) menyegerakan shalatnya, lalu menemui dan menggendongnya
10. Ketika dia (Saw.) masuk dalam suatu
majlis, beliau duduk di tempat mana saja yang kosong yang dilihatnya pertama
kali
11. Dia (Saw.) mencuci pakaiannya
sendiri, menjahit atau menambal yang sobek daripadanya, memperbaiki alas
kakinya, melayani dirinya sendiri, memberi makan untanya, menggiling gandum
dengan tangannya sendiri, makan bersama pelayan, memasak bersamanya dan membawa
barang-barangnya sendiri ke pasar
12. Seorang hamba sahaya perempuan
Madinah memegang tangan Nabi (Saw.). Beliau (Saw.) menyambutnya dengan
mengatakan: “Apakah ada yang bisa aku
bantu, wahai ibu si Fulan?. Aku akan membantu dan mengantarkanmu ke mana kamu
mau. Dan beliau lalu mengantarkannya”
13. Imam al-Ghazali mengatakan: “Nabi (Saw.) sering tak punya uang. Jika ada uang lebih dari keperluan hari itu, dia
(Saw.) akan mencari orang yang
membutuhkannya. Jika tak menemukannya, dia (Saw.) tak kembali pulang, melainkan menunggu saja sampai menemukannya”
14. Meskipun dia (Saw.) seorang pemimpin
besar, rumahnya tak dijaga oleh siapapun
15. Dia (Saw.) dicintai rakyat yang
dipinggirkan karena dia (Saw.) menerima mereka dengan kebaikan hati dan
mendengarkan dengan setia keluh-kesah mereka
16. Ketika dia (Saw.) memiliki kekuasaan
yang amat besar, dia (Saw.) tetap saja sederhana dalam sikap dan penampilannya,
sama seperti ketika dia (Saw.) sengsara.
Mohammad
Iqbal, filsuf dan penyair besar dari Pakistan, bersenandung:
“O, Tuhan,
Sinarilah
dunia, yang terlalu lama dalam kegelapan
Dengan nama
Muhammad yang cemerlang”
Shalawat dan Salam tak terbatas untukmu,
O, Nabi yang agung, Nabi yang mulia
Nabi yang awal dan yang akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar