Jumat, 21 Desember 2012

SEBEGITU PENTINGKAH NASAB?



SEBEGITU PENTINGKAH NASAB?
Oleh Iwan Mahmoed Al Fattah 

Sebegitu pentingkah arti sebuah nasab? bukankah Allah melihat seseorang berdasarkan ketakwaannya? Bukankah dengan kita memandang nasab terus-menerus berarti kita kembali ke masa jahiliah? apa manfaatnya belajar ilmu yang satu ini? kenapa kita tidak mempelajari hal yang jauh lebih penting dari hal yang sepele ini? begitulah kata kata yang sering saya dengar yang berkaitan dengan nasab atau silsilah seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung yang diucapkan oleh orang-orang yang memandang nasab berdasarkan pola pikirnya.
Tidak jarang juga saya mendengar ada kata-kata yang bernada sinis seperti: "biar ente keturunan raja kek, sultan kek, keturunan Nabi kek, itu semua gak ada pengaruh, karena Allah cuma melihat amal ibadah dan ketakwaan seseorang", kalau saya balikan kata-kata itu misalnya "lho kalau saya keturunan raja atau keturunan Nabi apakah itu salah?apakah salah bila saya menjadikan nasab saya itu menjadi Suri Tauladan dalam hidup saya?",
Jawaban yang saya peroleh tetap saja ngotot, "pokoknya Allah itu hanya melihat takwa dan ibadah, gak ada urusan dengan nasab".
Heran saya dengan tipe orang seperti ini, anak kecil juga tahu bila seseorang itu dilhat Allah berdasarkan amal ibadah dan ketakwaannnya, namun ketika ia menafikkan nasab sebagai sebuah hal yang remeh, kelihatan sekali bila orang seperti ini, tidak mengerti nasab, tapi berani bicara nasab, dia fikir bicara nasab hanya bicara garis keturunan saja, dia fikir bicara nasab hanya untuk gagah-gagahan saja, dia fikir bicara nasab tradisi jahiliah, padahal kalau dia baca sejarah, pencatatatn nasab keluarga besar quraish itu telah dilakukan oleh Sayyidina Umar bin Khotob dan terus berlanjut sampai sekarang, berarti Sayyidina Umar orang yang memelihara tradisi jahiliah dong, Sayyidina Abu Bakar, beliau kalau ditanya sebuah nasab, beliau itu akan menjelaskan secara detail nasab yang disebut. Berarti kedua sahabat Rasul ini menyimpang dong.
Ilmu Nasab memang adalah ilmu yang tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan beberapa ulama ahli nasab, mewanti-wanti agar jika ingin bicara nasab jangan di forum terbuka atau didepan masyarakat umum, kenapa demikian? karena Ilmu nasab adalah ilmu yang sulit dicerna, jangankan orang awam, para akademisipun dihadapkan dengan ilmu yang satu ini akan sulit menghadapinya, ilmu nasab itu penuh dengan kriteria yang tidak semua orang bisa memahaminya namun secara ilmiah sebenarnya ilmu inipun bisa dipertanggungjawabkan, kalau ada tuduhan ilmu nasab berkaitan dengan hal-hal gaib yang nyeleneh, itu sih pendapat orang yang syirik aja, emang dia pikir belajar ilmu nasab sama apa seperti belajar ilmu gaib model kayak gitu, ilmu nasab itu identik dengan logika sejarah, identik dengan sistematika pencatatan, identik dengan sistem dokumentasi, identik dengan adat-istiadat serta masih banyak varian-varian lain yang jumlahnya sangat spektakuler dalam metodologi ilmu nasab, kalaupun saya berani menulis disini, saya menulis berdasarkan kriteria umum saja, artinya saya menulis tidak dalam metodologi khusus ilmu nasab, karena kalau sudah bicara metodologi khusus ilmu nasab, itu artinya kita sudah jauh memasuki tahapan-tahapan pembelajaran ilmu nasab, sedangkan belajar ilmu nasab itu tidak boleh sembarangan, sehingga menurut saya penjelasan secara umum tentang nasab sepertinya perlu juga kita ketahui untuk masyarakat yang ada digrup ini, agar kedepannya ketika kita memandang atau memahami ilmu nasab ini tidak sempit dan picik.
Kenapa selama ini ketika bicara nasab banyak orang keseleo bahkan sering mengundang banyak masalah, seperti dengan adanya perdebatan yang tidak bermanfaat (debat kusir) bahkan cenderung kearah caci-maki dan hujatan? itu karena mereka yang bicara nasab itu tidak punya dasar ilmu nasab, jangankan dasar-dasar ilmu nasab bahkan sanadpun tidak dia miliki, padahal kunci seseorang mempelajari nasab itu harus mutlak memiliki sanad, karena dengan kita memiliki sanad nasab, kita bisa terhindar dari adanya penyimpangan-penyimpangan dan hawa nafsu untuktidak sembarangan bicara nasab.
Banyak orang yang sebenarnya tidak faham ilmu yang satu ini tapi terkadang nekat bicara nasab, saya sendiri ketika ditanya tentang ilmu yang satu ini terus terang masih nol besar, tapi walaupun demikian saya tidak segan-segan bertanya kepada mereka yang ahli dalam bidang yang satu ini terutama ulama ahli nasab, saya tidak akan pernah berani bicara tentang nasab jika saya belum mendapat masukan dan arahan dari beliau yang menguasai ilmu yang satu ini.
Anehnya terkadang ketika ada ulama yang sangat faham dengan ilmu yang satu ini, malah ulama-ulama seperti ini jadikan-bulan bulanan dengan berbagai hujatan, makian bahkan fitnah yang sangat kejam, bahkan dengan entengnya ada juga yang berani mengatakan bahwa sang ulama itu adalah ahli nasab palsu, padahal yang bicara dan mengkritik itu adalah orang-orang yang sebenarnya tidak faham ilmu nasab, tapi seolah-olah dia merasa bahwa dia adalah "pakarnya ilmu nasab".
Aneh sekali orang orang seperti ini, kemampuan tidak punya tapi berani mengkritik, anak TK kok berani menilai Profesor. Bukan satu dua kali ulama ahli nasab yang sangat faham tentang ilmu ini justru jadi sasaran tembak bagi mereka yang tidak faham tentang ilmu nasab, dan ini sudah saya amati sejak lama, baik yang ada disitus-situs maupun dalam kehidupan langsung, mereka yang tidak senang dengan ilmu nasab sering bicara seenaknya dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya ilmu nasab itu tidak penting alias tidak bermanfaat, karena ketika di akhirat atau dikubur yang ditanya hanyalah amal ibadah saja, sebuah logika yang benar menurut dia namun belum tentu buat orang orang yang belajar ilmu nasab, karena urusan nasab bukanlah hanya mengurusi garis keturunan saja, karena kelak nantinya urusan nasab akan berkaitan pula dengan hukum-hukum syara.
Mengenai pendapat yang mengatakan bahwa Ilmu nasab itu tidak penting dan tidak bermanfaat, Abu Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Said Al-Andalus didalam buku SEJARAH SILSILAH DAN GELAR KETURUNAN NABI MUHAMMAD SAW oleh Idrus Alwi Al-Masyhur Halaman 2, Penerbit Saraz Publishing Tahun 2010, mengatakan: "Bahwa pendapat sebagian manusia yang mengatakan ilmu nasab tidak bermanfaat dan tidak mengetahui ilmu nasab tidak membahayakan adalah pendapat yang batil!". menurut beliau Ilmu Nasab itu adalah ilmu yang agung dan wajib bagi manusia untuk mempelajarinya.
Belajar ilmu nasab itu pada dasarnya tidak dilarang dalam agama Islam justru malah dianjurkan, Allah dan Rasulnya bahkan memerintahkan agar kita belajar ilmu yang satu ini, jika tidak bermanfaat sudah tentu Rasulullah SAW pun akan melarang. Firman Allah telah mengisyaratkan kearah ilmu yang satu dengan yaitu: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya kamu mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulai di sisi Allah ialah orang yang bertakwa"
Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abbad, Rasulullah SAW bersabda; Aku Adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik (bin Al-Nadhir) bin Kinanah bin Khuzaemah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin NIzar bin MA'ah bin Adnan
Dirwayatkan oleh Al-Hakim dari Sa'ad: "ketika aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah aku ini Ya Rasulullah SAW?" Beliau menjawab: "Engkau adalah Sa'ad bin Malik Wuhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah"
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW: "Pelajarilah silsilah nasab kalian agar kalian mengenali hubungan darah kalian.. "
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW: "telah Kafir bagi siapa saja yang berlepas diri dari urusan nasab jika hal tersebut samar-samar. Dan telah kafir bagi siapa saja yang menyambungkan nasab kepada nasab yang tidak diketahuinya... "
Berkata Umar bin Khatab: "Pelajarilah silsilah nasab kalian, janganlah seperti Kaum Nabat hitam jika salah satu diantara mereka ditanya darimana asalnya, maka ia akan berkata dari desa ini.... "
Menurut Imam Al-Halimi, Hadits-hadits yang telah disebutkan ini menjelaskan tentang arti pertalian nasab seseorang sampai kepada leluhurnya, dan apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW tentang nasab tersebut bukanlah suatu kesombongan atau kecongkakan, sebaliknya hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan dan martabat mereka.
Dilain riwayat dikatakan bahwa itu bukan suatu kesombongan akan tetapi hal itu merupakan isyarat kepada Ni'mat Allah SWT, yaitu sebagai tempat TAHADDUTS BI AL-NI'MAH. Sedangkan Imamn Ibnu Hazm berpendapat bahwa mempelajari ilmu nasab adalah fardhu kifayah.
Pengarang Kitab Al-Iqdu Al-Farid Abdul Rabbih berkata: "Siapa yang tidak mengenal silsilah nasabnya berarti ia tidak mengenal manusia, maka siapa yang tidak mengenal manusia tidak pantas baginya kembali kepada manusia..
Dalam Mukadimah Al-Ansab, Al-Sam'ani berkata: "Dan ilmu silsilah nasab merupakan ni'mah yang besar dari AllahSWT, yang karena hal itu ALLAH SWT memberikan kemuliaan kepada hambanya. Karena dengan ilmu silsilah mempermudah untuk menentukan nasab-nasab yang terpisah-pisah dalam bentuk kabilah-kabilah dan kelompok-kelompok, sehingga dengan ilmu silsilah nasab menjadi sebab yang memudahkan penyatuan tersebut.
Abu Dzar Al-Ghiffari, Rasulullah SAW bersabda; "Tidaklah seseorang yang mengaku bernasab kepada lelaki yang bukan ayahnya, sedangkan ia mengetahuinya, maka ia adalah kafir. Dan siapa yang mengaku bernasab kepada suatu kaum yang bukan kaumnya, maka bersiaplah untuk mengambil tempat duduknya di neraka
Dalam kitab Nihayah Al-Arab, Syekh Al-Qalqasyandi berkata: "Bukan Rahasia lagi bahwa mempelajari ilmu nasab, ada hal yang dianjurkan bagi setiap orang. Misalnya mengenali nasab Nabi kita, mengenali nasab nasab orang lain, dan agar tidak salah dalam memberlakukan hukum waris, wakaf maupun diyat. seseroang yang tidak mempelajari ilmu nasab, sudah pasti ia akan bertindak terutama dalam hal hal yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas.."
Dari Said bin Abi Waqqas, Rasulullah SAW bersabda; 'Siapa yang mengaku bernasab kepada yang bukan ayahnya di dalam Islam, sedangkan ia mengetahui bahwa itu bukan ayahnya, maka surga haram baginya".
Dengan demikian jelaslah bahwa ilmu nasab adalah suatu ilmu yang agung yang berkaitan dengan hukum hukum syara.
Silakan saja berpendapat bahwa ilmu nasab tidak penting dan tidak memberikan manfaat, maka sesungguhnya mereka yang berkata seperti ini pada dasarnya telah menghukum diri mereka sendiri dengan pendapatnya.
ketika seseorang bicara nasab, tidak boleh ia berdasarkan pendapat pribadi atau nafsu belaka, apalagi tanpa didasari ilmu agama yang cukup, bicara nasab itu bukan hanya urusan garis keturunan belaka, tapi banyak hal yang nantinya terkait dalam kehidupan kita, karena ini sudah masuk ranah syara, karena bila bicara nasab maka kita akan bicara banyak hal seperti yang telah digambarkan pada salah satu dalil di atas, contoh masalah waris mewaris atau status hukum seorang anak.
Kalau mereka beralasan bahwa pendapat itu karena melihat banyak orang yang bernasab mulia tapi kelakuannya bejat, ya jangan dipukul rata dong, apakah itu mewakili keluarga besar yang lain, sangat tidak arif ketika kita memukul rata nasab hanya karena perbuatan seorang oknum, masak hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga.  nila setitik itu bukan gambaran utuh sebuah nasab keluarga, justru kalau kita tahu bahwa oknum itu berasal dari nasab yang mulia, ya harus kita sadarkan, itu bukti kalau kita faham tentang kebenaran, bukan malah membiarkan orang yang punya nasab mulia makin tersesat.
Saya sebenarnya kasihan jika ada orang yang berpendapat bahwa nasab dan silsilah itu tidak penting, karena apa, artinya bila ia meremehkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu nasab maka bukan tidak mungkin hal-hal yang yang bersifat syara bisa dia langgar karena ketidaktahuan dirinya akan nasab, padahal nasab sangat jelas berkaitan dengan hukum-hukum syara.
Berapa kali ketika saya berhadapan dengan orang yang sering meremehkan ilmu nasab, ketika saya tanya siapa dirinya, siapa ayahnya, siapa kakeknya, jawaban yang saya peroleh ternyata sangat memprihatinkan, rata-rata dari mereka bersikap cuek dan kadang sering mengeluarkan kata-kata yang melecehkan seperti kata-kata "emang gue pikirin" , "hari gini belajar urusan yang kayak gini, capek deh....", "ilmu Silsilah? ah ente kayak paranormal aja", "ente kayak orang kerajaan aje ngurusin silsilah", "ya..kok kita kembali lagi ke zaman purbakala..urusan nasab aje diributin", 'EMANG NANTI KALAU DIKUBURAN DITANYA YA SIAPA BAPAK MOYANG ENTE....?", intinya di mata orang ini ilmu nasab itu aneh dan wajib hukumnya dihindari.
Bayangkan..kata-kata ini sangat familier sekali di-mata orang orang yang sering meremehkan ilmu nasab..padahal dari beberapa keterangan dalil di-atas, sudah menegaskan bahwa ilmu nasab itu adalah ilmu yang sangat penting, dan kita sudah melihat dan membacanya, bagaimanakah hukumnya orang yang meremehkan nasab.

Masihkah anda meremehkan hal yang satu ini?

Wallahu A'lam Bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar