Syeikh
Hazim Abu Ghazaleh
BUKTI
LOGIKA BUKAN BERSUMBER DARI AL-QUR'AN
Wahhabi:
Al-Qur'an itu sendiri
tidak menganjurkan untuk mendatangkan setiap Bukti dengan logika misal tentang
perobahan adalah (jisim), Dan bukti terbesar tentang masalah ini adalah karena generasi awal Islam (dan bahkan
Nabi (saw) sendiri tidak mengajarkan mengkonsep teologis kompleks dari Al-Qur'an
maka bukti tertentu atau teori yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, maka itu tidak sama dengan mengatakan itu
bersumber dari Al-Qur'an.
Jawaban Syeikh Hazim Abu Ghazaleh:
Jawaban Syeikh Hazim Abu Ghazaleh:
Jika
bukti tersebut valid sesuai dengan Al-Qur'an, dan membuktikan sesuatu yang
dinyatakan di dalamnya, maka mengapa tidak bisa dikatakan bersumber dari Al-Qur'an? Waktu yang berbeda dan orang yang berbeda dipengaruhi dengan berbagai jenis bukti, mereka tertantang untuk menjawab
kebutuhan yang berbeda setiap zaman.
Dorongan untuk memikirkan bukti-bukti keberadaan Allah dan sifatNya itu sangat
banyak dalam Al-Qur'an, dan hal itu tidak
terbatas pada yang disebutkan kata demi kata dalam kitab suci. Sebuah contoh
dari dorongan tersebut ada dalam ayat ini:
أفلا ينظرون إلى ٱلإبل كيف خلقت
Artinya: "Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?"
Mengingat
ayat ini, jika Anda menginginkan saya membatasi memikirkan tentang kejadian dan
penciptaan unta, maka Anda harus menunjukkan sebuah teks eksplisit yang melarang
memikirkan "bagaimana" unta ada. Hal ini karena dorongan untuk
berfikir atas penciptaan unta adalah mutlak dalam ayat ini, dan tidak dapat
dibatasi tanpa ada bukti dari teks kitab suci.
Apa
yang Anda sebut dengan "perubahan",
yang terikat dengan sesuatu sebelumnya, itu
hanya milik jisim atau tubuh dengan berbagai
aktivitasnya, yaitu dengan memiliki ukuran. Al-Qur'an menyatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu, Apakah
ini tidak termasuk apa yang terjadi pada setiap jisim/tubuh? Pernyataan Anda
benar-benar membingungkan.
Contoh
dari ayat dari Al-Qur'an yang mendorong berpikir tentang jisim tubuh yakni
(hal-hal yang memiliki ukuran) dan arodl
(sifat dan tindakan dari hal-hal yang memiliki ukuran) adalah:
إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan Langit dan Bumi, dan perbedaan malam dan siang ada tanda-tanda bagi mereka yang berfikir [pikiran perseptif]." (Aal Imran, 190)
Langit
dan Bumi adalah dua jisim/fisik, karena keduanya memiliki ukuran, dan perubahan
siang dan malam adalah "pergantian dan sifatnya" maka jelaslah bahwa
mencari bukti keberadaan Allah dan sifat- sifatNya dgn melihat hal yang ada dalam tubuh dan
peristiwa yang terjadi padanya itu merupakan sesuatu yang bersumber dari Al-Qur'an.
Intinya,
dengan menggunakan bukti-bukti yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan jg peran logika yang selaras dengan kandungannya, itu
akan mengarah pada kesimpulan yang sama sebagai bukti berdasarkan kedua unsur
tak terpisahkan, yaitu bahwa Allah tidak sama dengan ciptaan. Hal ini karena semua ciptaan sebagaimana yang
kita ketahui, itu adalah sesuatu yang memiliki ukuran (jisim), atau sifat dari
jisim (arodl). Jika Anda membuktikan
bahwa Allah ada berdasarkan pada keberadaan ciptaannya dengan ciri-ciri tadi, maka
Anda secara implisit mengatakan bahwa Allah tidak seperti itu, karena Anda
sudah mengatakan bahwa jisim/fisik dan sifatnya itu membutuhkan seorang
pencipta.
Sebagai
contoh, berdasarkan firman Allah di atas, jika Anda mengatakan bahwa malam dan
siang dan yang terlingkup dgn keduanya itu ada dengan tertib bergantian, dan bahwa hal ini menunjukkan bahwa
ada yang mengaturnya, maka Anda juga harus berpegang bahwa Allah bukanlah
sesuatu yang ada "di waktu"/tercakup waktu. Jika tidak, maka Anda
akan berakhir dengan mengatakan bahwa Allah memerlukan seorang pencipta menurut
argumen yang Anda fahami sebelumnya.
Apalagi,
jika Anda mengatakan bahwa langit dan bumi itu merupakan struktur yang sangat
teratur, dan ada seseorang yang mengaturnya, maka Anda juga harus percaya bahwa
Allah bukanlah struktur.
Jika
tidak, Anda akan berakhir dengan mengatakan bahwa Allah memerlukan seorang
pencipta menurut argumen Anda juga.
Shaykh Hazim Abu Ghazalah, ulama Yordania pimpinan tariqah Syadziliyyah di Amman Yordania
BalasHapus