MEMBENTUK GENEASI INTELEKTUAL QUR'ANIC
Al-Qur'an sebagai "Hudal Linnas (هدى للناس) dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada
manusia untuk bisa memecahkan setiap permasalahan hidupnya (problem solving).
Namun, itu memerlukan penafsiran Al-Qur'an secara baik dan benar berdasarkan
pendekatan-pendekatan (approach) ilmu
tafsir itu sendiri supaya orang-orang atau kelompok-kelompok manusia tidak
mentafsirkan Al-Qur'an secara sembarangan berdasarkan kepentingan hawa nafsunya,
yang akibatnya akan membawa kesesatan dan merugikan Islam sendiri.
Dengan demikian, untuk membentuk
Generasi Intelektual Qur'anic, maka kita harus mengetahui dan mengkaji
pendekatan-pendekatan tersebut. Adapun pendekatan-pendekatan yang ada di dalam
kitab tafsir Al-Qur'an itu beraneka ragam, yaitu:
1. Pendekatan Sejarah (Historical
Approach), seperti: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Qurthubi dll.
2. Pendekatan Sosial (Social Approach),
seperti: Tafsir Jalalain, Tafsir Munir, Tafsir Al-Maroghi dll.
3. Pendekatan Saintifik (Scientific
Approach), seperti: Tafsir Al-Jawahir.
4. Pendekatan Sufi (Sofistic Approach),
seperti: Tafsir Ruhul Ma'ani / Tafsir Alusi.
5. Qur'anic Approach (Pendekatan
Al-Qur'an), seperti: Tafsir Adwa'ul Bayan.
6. Pendekatan Hadits (Hadits Approach),
seperti: Tafsir Ad-Durrul Manshur dll.
7. Dan sebagainya.
Begitupula
seorang generasi Intelektual Qur'anic harus memahami metode-metode yang
terdapat di dalam penafsiran Al-Qur'an. Adapun metode-metode penafsiran
Al-Qur'an itu beraneka ragam, namun pada dasarnya terbagi kepada 4 bagian
besar, yaitu:
1. Al-Manhaj At-Tahlily (Metode
Analistis).
2. Al-Manhaj Al-Ijmaly (Metode Global).
3. Al-Manhaj Al-Muqorin (Metode
Komperatif).
4. Al-Manhaj Al-Maudhu'i (Metode
Topikal).
Untuk lebih
jelasnya mengenai ke-4 metode tersebut di atas bisa juga dilihat di link ini:http://nashir6768.multiply.com/journal/item/6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar