Minggu, 23 Desember 2012

BIOGRAFI KH. MAHFUDZ ASIRUN AN-NADAWY Pimpinan PP. Al Itqon Jakarta Barat



BIOGRAFI KH. MAHFUDZ ASIRUN AN-NADAWY
Pimpinan PP. Al Itqon Jakarta Barat



KH Mahfudz, adalah salah seorang alumni Pondok Pesantren An-Nida Al-Islamy Bekasi Timur pimpinan Syaekh Muhammad Muhajirin bin Amsar ad-Dari. KH. Mahfudz Asirun adalah anak ke-2 dari 7 bersaudara dari pasangan KH. Asirun bin H. Selong dan Hj. Marfuah binti H. Mukhtar.

Ayah beliau adalah seorang Guru ngaji di Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat, sementara kakeknya H. Selong dikenal sebagai tokoh masyarakat Cengkareng pada masanya. KH. Mahfudz Asirun lahir di Jakarta 1 Maret 1954. Setelah tamat MI, KH. Mahfudz Asirun tidak melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi beliau ikut berdagang ke pasar dengan berjualan beras, Sepulang berjualan, Beliau pergi mengaji kepada beberapa mu’allim di sekitar Duri Kosambi diantaranya adalah KH. Muhammad Arsyad, KH. Ahmad Zaini, KH. Hadromi, KH. Abdul Hamid dan KH. Abdul Mubin yang dilaksanakan di rumah-rumah para mu’allim/guru dengan metode bandongan atau sorogan, 

Kepada para mu’allim tersebut, KH. Mahfudz Asirun belajar tentang berbagai macam ilmu agama dengan memakai kitab-kitan salafi. Pelajaran yang paling disukai adalah ilmu alat seperti Nahwu, Shorof dan Al-Qur’an. Melihat kecerdasan, bakat dan kemampuan KH. Mahfudz Asirun, kakaknya yang bernama KH. Ahmad Ma’ruf yang saat itu mahasiswa IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyarankan agar adiknya melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren An-Nida Al-Islamy Bekasi.

Beliaupun menyetujui saran dari kakaknya, dengan restu dari kedua orangtuanya beliaupun berangkat menimba ilmu ke Pondok Pesatren An Nida Al Islamy pimpinan Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Ad Dary. Dengan bekal ilmu yang sudah dimiliki, beliaupun mampu menyerap berbagai macam ilmu dari Syekh Muhajirin, baik Nahwu, Shorf, Fiqih, Tauhid, Tsawuf, Tafsir, Falaq dan terutama Ilmu Hadits yang menjadi spesialisasi Syekh Muhajirin, Bahkan beliau menjadi salah satu murid kesayangan dan kepercayaan Syekh Muhajirin karena kecerdasan dan keseriusannya dalam belajar ilmu agama. Hampir disetiap ta’lim Syekh Muhajirin beliau sering kali disuruh untuk membacakan kitab. Saking percayanya syekh Muhajirin kepadanya, beliau-pun disuruh memegang keuangan Syekh Muhajirin pribadi dan keuangan Pondok Pesantren An Nida.

Pada tahun ke 7 setelah masuk pesantren beliau mulai memikirkan untuk menyebarkan ilmu di kampung halamannya, maka dimulailah kegiatan ta’lim dalam kelompok kecil yang dilakukan oleh KH Mahfudz Asirun, yang pada ketika itu beliau masih berstatus sebagai santri An Nida Al Islamy Bekasi yang dalam perkembangan selanjutnya jamaah semakin bertambah dan menjangkau semua lapisan masyarakat. Kegiatan ta’lim itu diselenggarakan, selain di rumah orang tua beliau, juga di sebuah mushalla kecil di dekat rumah orangtua beliau, dalam perkembangannya jumlah jamaah terus bertambah dan terus bertambah maka beliau mulai memikirkan jalan keluarnya, maka pada tahun 1985, beliau mendirikan suatu lembaga pendidikan keagamaan yang diberi nama Madrasah Diniyah Al-Itqon. 

Konsentarasinya dalam mencari dan menyebarkan ilmu seolah melupakan umurnya yang sudah berkepala 3 dan Kyai Mahfudz pun mulai memikirkan untuk mencari pendamping hidup. pada tanggal 1 Sya’ban 1406 Hijriyah atau bertepatan pada tanggal 16 April 1986 beliau menikah dengan Aan Kurniasih binti H. M. Arpandi yang lahir di Jakarta 30 Agustus 1966. dan sekarang telah dikaruniai 3 Putra dan 3 Putri. Anak-anaknya adalah:

1)      Auzai Anwari Saat ini berkuliah di The Holy Quran And Islamic Sciences, program S2 Khartoum Sudan 
2)      Ulfiatul Abidah Saat ini berkuliah di IIQ Jakarta program S2
3)      Rohbie Surohbiel Saat ini berkuliah di International University Of Africa Khartoum Sudan Program S1
4)      Kayyis Syamila Saat ini sekolah di Pondok Pesatren Al Hikmah Brebes kelas 3 MA 
5)      Albi Syarah Saat ini sekolah di Pondok Pesantren Al Itqon kelas 2 MTs
6)      Da’il Rosih masih TK

Setelah belajar sekitar 13 tahun di Pesantren An Nida, KH. Mahfudz Asirun-pun meminta izin kepada Syekh Muhajirin untuk benar-benar pulang kampung untuk melanjutkan dan mengembangkan ta’lim yang sudah beliau rintis sejak lama.

Beliau adalah seorang yang Akomodatif, Credible, Accountable, Acceptable, Competence, terbuka, adalah figur beliau sebagai menejer dari lembaga pendidikan keagamaan Al Itqon, sehingga amanah dari umat dapat beliau emban dan wujudkan secara konkrit berupa bangunan dan fasilitas dari Pondok Pesantren dan Pondok Pesantren Al Itqon, yang terus bertambah sejalan dengan bertambahnya jamaah dan santri Al Itqon. Berbagai Kitab Salaf sebagai kitab kajian beliau sangat beragam dan multidisipliner bidang kajian yang beliau kuasai dan beliau tularkan kepada Jam’iyah Pondok Pesantren dan Santri-santri Pondok.
“Jam Kerja” beliau sepenuhnya untuk umat, mulai dari menjelang Shalat Subuh sampai mendekati Shalat Subuh kembali, sampai-sampai status PNS-nya beliau tinggalkan mulai tahun 2005 dengan permohonan pensiun dini, padahal masa pensiun beliau masih panjang sampai tahun 2014/2015, semuanya karena kecintaan dan “hobby” beliau terhadap Jam’iyah/Santri dan Majelis/ Madrasah serta lingkungan pendidikan keagamaan dan kemasyarakatan. Karena kepeduliannya kepada ummat, saat ini beliaupun diserahkan amanah jabatan sebagai Rois Syuriah NU Jakarta Barat, dan Penasehat MUI Jakarta Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar