Jumat, 21 Desember 2012

Siapa gerangan Semut Sulaiman?



Siapa gerangan Semut Sulaiman?




Ø  dia adalah semut wanita (abu hanifah) bernama yamhalun (ad-damiri) juga bernama hazma/thohiyah/syahidah (sulaiman al-jamal), dan semut wanita ini pincang (al-birmawy).

Ø  ketika Sulaiman a.s berhajat menunaikan sholat istisqo' di lembah naml, semut wanita nan pincang ini berkata kepada kaumnya: ''wahai para semut masuklah kesarang, hingga jangan sampai kalian hancur akibat sulaiman dan kaumnya sedang mereka tidak tahu'' (an-naml:18).

Ø  semut ini lantas menjatuhkan diri di atas punggungnya seraya berdo'a: ''wahai Alloh, aku adalah makhluk dari beberapa makhluqMu, tiada kecukupan bagi kami selain rizkiMu, maka jangan Engkau hancurkan kami akibat dosa-dosa anak adam''. (sulaiman al-jamal).

Ø  Nabi Sulaiman a.s lantas tersenyum dan berdo'a mengharap syukur dan Ridho (an-Naml:19).

Ø  coba kita fikir polarisasi antara keduanya, manusia dan semut, laki-laki dan wanita, sempurna dan cacat, kaya raya dan fakir miskin, Nabi juga Rasul dan hamba, Raja adikuasa dan rakyat jelata.

Ø  yang terhebat dari kisah ini adalah Kehebatan Nabi Sulaiman a.s yang mampu menggerus rasa keegoisanNya, mematikan perasaanNya. Pengendalian diri yang sempurna. Berbeda jauh dengan apa yang sering kita lihat, manusia yang penuh egois, tidak ada kebenaran apapun selain dia, tidak ada yang boleh berlaku kecuali dia, hingga tak satupun ada darinya yang boleh tersentuh.

Ø  jika anda berkata: ''Sulaiman kan Nabi, sementara kita orang biasa, mana bisa meniruNya?''. Maka marilah kita jawab: ''bahwa perbedaan status Nabi dan manusia biasa bukanlah sebuah alasan untuk melakukan tindakan yang tak benar, perbedaan status janganlah menjadi tameng atas dihalalkannya tindakan buruk. Selebihnya adanya Nabi dan Rasul adalah akibat dari kedisiplinan, ketakwaan, dan ketaatan, bukan semata hadiah belaka dari Tuhan. Hingga di akhirat nanti setiap orang akan ditanya setiap amalnya tanpa ditanya statusnya. Jika Nabi sekaligus Raja adidaya yang memiliki segalanya bisa menghormati dan berendah diri terhadap semut, akankah anda yang manusia biasa bercongkak diri, dan melakukan dosa dengan beralasan perbedaan status?''.

Ø  kisah Nabi Sulaiman a.s dan semut ini disebutkan dalam alqur'an sebagai keteladaan dalam menghormati, menghargai, menjaga dan rasa toleransi terhadap sesama makhluk Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar