Pengkerdilan Anak Cucu Nabi SAW.
Sudah dari
dahulu orang-orang ingin mengkerdilkan Anak Cucu Nabi SAW. Seorang Tabi'in
terbaik bernama Yahya, salah satu teman Abil Aswad Ad-Du'aliy punya kisah
dengan al-Hajjaj.
Al-Hajjaj
ini, untuk menguatkan posisi dinasti Malik bin Marwan dia mewajibkan
orang-orang untuk melaknat Sayyidinal Husain. Dan dia menyebarkan doktrin bahwa HUSAIN ADALAH PUTRA ALI BIN ABI THALIB BIN
ABDIL MUTTHOLIB. BUKAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD SAW. KARENA NASAB ITU DINISBATKAN
KEPADA BAPAK BUKANNYA IBU.
Hajjaj
selalu mengusung doktrin ini dan menyebarkan mata-mata siapa saja orang-orang yang
tidak sepaham dengan pendapatnya ini maka akan ditindak. Lalu terdengar kabar
olehnya bahwa salah seorang ulama bernama Yahya yang banyak pengikutnya di
dalam majlis-majlisnya menyuarakan hal yang sebaliknya. Di masjid-masjid Yahya
berkata:
"Hasan dan Husain itu dzurriyyah Rasululloh. Hajjaj cuma bikin hukum sendiri dan dia tidak berkompeten untuk memberi sebuah Fatwa. Andaipun dia memberi fatwa, maka dia berfatwa tanpa dasar ilmu dan akidah yang benar."
"Hasan dan Husain itu dzurriyyah Rasululloh. Hajjaj cuma bikin hukum sendiri dan dia tidak berkompeten untuk memberi sebuah Fatwa. Andaipun dia memberi fatwa, maka dia berfatwa tanpa dasar ilmu dan akidah yang benar."
Maka Hajjaj
mengatur pertemuan seluruh ulama dan pemuka kota Kuffah dan nantinya dia akan
mengundang Yahya dan akan menayakan hal ini di hadapan khalayak. Hajjaj yakin
hal ini tidak ada tersebut di dalam Alqur'an maka dengan cara ini dia bisa
mempermalukan dan mengalahkan Yahya di hadapan seluruh khalayak.
Maka, majlis
pun dimulai. Yahya datang ke sana ketika semua sudah berkumpul memenuhi
ruangan. Yahya kemudian mengucap salam dengan mantap dan kemudian bermaksud
untuk duduk. Tiba-tiba Hajjaj berteriak: "Jangan
duduk dahulu, Wahai Yahya!. Tetapi jelaskan
kepada kami pendapatmu dalam SAHNYA NASAB HUSAIN kepada Rasululloh SAW."
Yahya
tersenyum dan menjawab dengan tenang: "Al-Hasan dan Al-Husain adalah
keturunan Rasululloh SAW, meskipun Hajjaj tidak menyukainya!"
Maka
memuncaklah kemarahan Hajjaj dan berkata: "Kamu
punya dalilnya dalam Alqur'an?"
Yahya
menjawab: "Aku punya dalilnya dalam Alqur'an"
Hajjaj
tambah marah: "Masyaalloh...Apakah
dalam Alqur'an ada Al-Hasan dan Al-Husain adalah Dhurriyyah Rasululloh SAW?!
Aku sudah ratusan kali membacanya dan aku tidak menjumpai apa yang kamu katakan,
Wahai Lelaki!"
Dengan
tersenyum Yahya berkata: "Alloh
berfirman Watilka
Hujjatunaa Ataynaa-ha Ibrohima 'ala qoumihi Narfa'u darojatin man nasya'. Inna
robbaka Hakimun 'Alim. Wawahabnaa lahu Ishaqo waya'quba Kullan Hadayna. Wanuhan
Hadayna min qoblu WAMIN DHURRIYYATIHI DAWUDA WASULAYMANA WA AYYUBA WA YUSUFA
WAMUSA WAHARUNA . wakadhalika najzil muhsinin. WAZAKARIYYA WAYAHYA WA ISA WA
ILWASA KULLUN MINAS SHOLIHIN"
Sambil
menoleh ke arah hadirin Yahya berkata: "Lihatlah...Apakah
jika Alqur'an telah menyebutkan bahwa ISA bin MARYAM termasuk dari DHURRIYYAHnya
Ibrahim lalu Husain kenapa tidak bisa disebut sebagai Dhurriyyah Rasululloh
SAW, padahal diantara Husain dan Rasululloh ada kekerabatan yang lebih banyak
dan dekat dibanding ISA dan IBROHIM?."
Mendengar
hujjah ini terdiam seribu bahasa Hajjaj. Dan dengan senyumnya dia berkata: "Duduklah, Yahya. Sungguh kami tidak
mengetahui adanya Istimbath yang seperti ini sebelumnya.."
SURAT AL AN'AAM Ayat 83 sd 86
BalasHapusDan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.