Sabtu, 01 Desember 2012

KISAH KEMULIAAN AKHLAK AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ


KISAH KEMULIAAN AKHLAK AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Al-habib Umar bin Hafidz Makan Makanan Sisa Santri-Santrinya



Suatu ketika saat al-Habib Mundzir sedang mondok di Rubath Darul Musthafa Yaman, saat itu di Yaman dalam kondisi perang, sehingga segala hal serba sulit.
Di saat stok makanan sudah menipis, karena saat itu pengiriman makanan dari luar Yaman diblokir oleh pihak penjajah, makanan hanya cukup untuk keluarga al-Habib Umar bin Hafidz.
Namun apa yang terjadi, ketika al-Habib Mundzir selesai makan beliau memergoki anak al-Habib Umar bin Hafidz sedang mengambil sisa-sisa makanan al-Habib Mundzir dan santri-santri yang lain.
Lantas al-Habib Mundzir mempertanyakan kepada anak tersebut sedang apa. Dengan polosnya anak al-Habib Umar bin Hafidz menjawab: “Saya mengambil sisa-sisa makanan yang tersisa buat Abah (al-Habib Umar bin Hafidz) yang belum makan.”
Demikianlah akhlak Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz yang begitu mulia.  Walau al-Habib Umar bin Hafidz dan keluarganya tidak makan asalkan santri-santrinya tidak kelaparan.
Adakah dari kita yang sanggup mencontoh akhlak beliau al-Habib Umar bin Hafidz yang rela mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
Allahumma sholli wasallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan taj’alunaa bihaa min ahlil ‘ilmi dzoohiron wabaathinan. Watahsyurunaa bi’ibaadikashshoolihiina fii dunyaanaa wa ukhroonaa. Aamiin yaa Mujiibassaailiin.


Sya’roni as-Samfuriy, Cirebon 17 Muharram 1434 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar